Masyarakat harus tetap waspada dengan peredaran uang palsu (upal). Sebab, ditengarai masih banyak uang palsu yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Terlebih lagi di musim penukaran uang menyambut Lebaran. Biasanya, momentum ini dimanfaatkan oleh para pengedar uang palsu untuk mendapatkan keuntungan.
Banyaknya peredaran upal itu juga telah diketahui oleh Bank Indonesia (BI). Bahkan, sepanjang lima bulan terakhir, BI mencatat ada laporan upal sebanyak 3.336 lembar. ”Masyarakat harus tetap berhati-hati dengan peredaran upal,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Bidang Sistem Pembayaran Manajemen Intern Rini Mustikaningsih, Rabu (8/6).
Untuk itu, masyarakat yang melakukan transaksi harus mengecek keaslian uang yang ditransasksikan. Bisa dilakukan dengan cara melihat secara seksama, meraba atau menrawang. Jika tidak mampu mendeteksi, bisa menggunakan alat deteksi keaslian uang.
Dia lantas menyebutkan, laporan upal sebanyak 3.336 lembar itu hampir separo dengan jumlah upal yang dilaporkan pada tahun 2015. Pada tahun lalu, ada laporan upal sebanyak 6.433 lembar. Hal itu menunjukkan bahwa masih banyak upal yang beredar.
Dia pun tidak bisa menyebutkan detail pecahan upal tersebut maupun jumlah upalnya. ”Menurut kami itu bukan uang, karena memang tidak ada nominalnya,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin menukarkan lembaran uang di outlet-outlet yang sudah disediakan.
0 komentar:
Post a Comment